9.2.14

Sekarang Kita Sudah Tidak Alay


Hari ke-9 dalam #30HariMenulisSuratCinta
Unutk A

Hai, aku rindu sekali saat saat kita sering nge-chat dulu. Bagaimana  rasanya tersenyum senyum sendiri setelah membaca tulisanmu di kotak masukku, itu salah satu hal yang menyenangkan. Aku merindunya.
Kamu pernah bilang, kalau butuh waktu hampir lima jam untuk mencari nama account facebookku. Karena kita tidak saling kenal awalnya, juga beda SMA, kita bertemu karena aku diajak temanku untuk bertemu temanmu, dan temanmu mengajak kamu untuk bertemu temanku. Rumit sekali kan awal pertemuan kita? Kalau cowok biasa, pasti sudah melelah ada cewek yang mencari account facebooknya selama lima jam. Sayang aku bukan cowok biasa, seperti katamu, aku unik haha.

Itu sudah lama sekali, sudah dua tahun. Sekarang kita sudah kuliah dan jaraknya lumayan jauh. Sudah jarang bertemu, jarang pula berhubungan. Padahal dulu berapa kali aku sms duluan, berapa kali kamu sms duluan pun dihitung sama kamu. Kamu memang alay, aku ketularan alay, tapi itu dulu waktu SMA. Dan kata Radit, alay adalah proses menuju kedewasaan. Sekarang kita sudah tidak alay, berarti kita sudah dewasa.

Sekarang siapa yang sering kamu buat senyum senyum dengan chat chatmu? Pasti dia bukan cowok biasa, seleramu kan keren, unik pula. Kamu tahu aku rindu kan, sempatkan waktu sesekali saja untuk menghubungiku. Ayo beradu kelucuan lagi lewat aksara, kamu ingat chat yang ini:

“Hukuman gantung saja sekarang sudah diganti sama hukuman tembak, tapi kenapa kamu gantungin aku? Tembak dong.”

Kenapa aku yang sekarang jadi alay? Tapi kamu ingat, kan? Yaudah, aku tunggu pesan darimu, oke.. .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkumpulah, berkumpulah

Hari itu, hari setelah penantian panjang bertahun-tahun untuk memiliki anak, turun perintah langit untuk Ib. Ia disuruh membawa istri dan a...